« Home | Malam Beludru » | Omega » | Api dan Candu » | Perempuan yang Kehilangan Hidungnya » | Mata Itu » | Ruang » | Tuhan, Cari Aku » | Panggung Mati »

Bulan Gendut

: Serunting

ke mana pergimu, ibu? lihat! kelaminmu bercecer di mana-mana hingga aku harus memungutinya satusatu sepanjang jalan

oh, bulan gendut
mengapa kau telanjang? apa kau tak malu anumu ke manamana? jadi tontonan banyak orang

astaga… itu dia si pemilik batang bergetah karet, ibu. usai ia buat aku jadi ban plastik lalu melar, ia jamah hutanku habisi susuku. seperti mereguk candu dari cawan biru dewadewa dari ragam kastakasta. ia gelar matahari dan jatuhkan dosadosa hingga kan sulit lagi bumi mengandung sebab hujan menjadi mendung

oh, bulan gendut
mengapa kau tiada bercawat? mengenang kangen yang kian berkarat?

lalu kulihat waktu pergi meninggalkan bayang. ke mana lagi aku menjelma? malam sirna melintasi wajah. mereka patah terinjak langkah. bulan gendut lebur usai lembur. ibu hilang di balik sesemak. lalu terdengar tawa riang gemintang melarungkan perjalanan pulang memperhatikanku telanjang sedang memerawani malam

Gading gendut, 22 Agustus 2005