Omega
kita duduk bersanding pada sebuah taman serupa surga
bersama burungburung dalam sangkarsangkar raksasa
mendengarkan mereka bernyanyi lagulagu yang tak kita kenali
suaranya melanglang buana seperti panggilan nafas kehidupan yang menembus ribuan dimensi
kau bilang ini eden dan kukatakan ini firdaus
ini taman dunia serupa surga
dan kau anggap ini omega
meski bagiku ini alfa bagi adam dan eva
bukankah kita adalah bayangbayang itu?
kita tidak mengerti cinta
dan tuhan berganti rupa
kita alpa, lupakan partikelpartikel yang jadi prinsip kita
kita biarkan mereka mengambang satusatu diberangus surya
mengapa, sayang?
sebab hati letaknya di kanan dan jantung di kiri
maka hidup mengajari kita bahwa bernafas bukanlah yang utama
kita tak mengerti cinta
tak tahu mengapa tuhan berganti rupa
kita telak dengan kartu yang dikocokNya
dan tak menyangka naskah itulah yang diberikanNya
omega selapang angkasa
tapi ada apa dengan hidupmu?
duhai lelaki bermata terang bulan
suatu saat ketika hari akhirnya pulang
dalam temaram itu samar kutemukan wajahmu
bersemu merah seperti orang yang jatuh cinta
tapi kau tiada menyapa hanya menerima
saat hidup mendekatimu dan kau mengimlanya
dari palung hatimu kutahu kita berbeda
dan karena itu aku mendengar ribuan sayap malaikat mengepak
dari timur ke barat sambil senandungkan nyanyian bulbul
apakah mereka tengah menyebarkan serapah dari air ludah mereka yang mengucuri tubuh kita yang mulai telanjang dilucuti
malam menaikan layarnya
apakah sudah saatnya kita dikutuk olehNya?
turun ke dunia yang entah di mana
oh, ada apa dengan hidupmu, sayang?
kita kalah karena tuhan beruparupa
ternyata tak mengerti cinta
Ragunan-Gading, 23/27 Agusutus 2006
Comments