« Home

Panggung Mati

: aktorku

Pada reruntuhan panggung mati, kau rebah luruh letih
Karaktermu patah, terdampar bersama sepi
Bersama seonggok lampu yang beberapa saat padam
Juga serpihan tiket pementasan

Masih tersisa gema kata-kata
Masih jelas terasa suara-suara
Pada naskah koyak dialog retak yang telah
Kau suguhkan dalam sandiwara

Letih yang sama
Masih menyisa hampa
Kau setubuhi cinta di mimpi buta

Bisakah tunggu aku di tepi
Pada mata bait-bait pusis yang lara?

Segala topeng dan kostum telah diringkus
Di masukan dalam kantung-kantung sunyi
Dan panggung nyaris dikemas dalam peti mati
Yang dikunci

Usailah drama…
Kau terkapar berlumur keringat
Make upmu luntur menjelma garam
Remah-remah aksaramu berhamburan karam
Bubuhi singgasana yang padam
Pingsan
Tenggelam mengenang kisah-kisah
Lakon patah

Peluh yang sama
Masih didera luka
Berserak pada malam-malam gerah

Ah, nantikan aku di tepi
Bersama sebait puisi

Kantin sastra, 3 April 2006

Comments

Previous posts

Arsip