« Home | Omega » | Api dan Candu » | Perempuan yang Kehilangan Hidungnya » | Mata Itu » | Ruang » | Tuhan, Cari Aku » | Panggung Mati »

Malam Beludru

- tri wahyu -

tersebutlah suatu malam aku mengantungi beludru yang bersemayam di suaramu. dari luar jendela kumenemu lelaki imaji tengah tenggelam dalam genangan hujan ilusi sedang mengumpulkan butirbutir air sebesar airmata dalam kantungkantung jas hujannya. dari riak suaramu aku tahu tlah seharusnya kumelupa tentang airmata sedingin embun membeku menjadi es batu yang kemarin lalu kusimpan dalam kulkas. nadamu menggenta di malam tak berujung. jatuh seperti bubur yang melumat habis lapar sekaligus haus di atas peron kereta malam bernama beludru

tersebutlah suatu malam aku mengeja beludru dari baitbait alif lam ro puisimu. telah lepas segala samsara yang jadi kutukku pada cinta permata timbunan harta karun dasar samudera. apakah kau peduli pada perompakperompak itu? pencuri hati manusia bermata satu pemutar kemudi kapal tua dengan kompas di tangan dan arah bintangbintang malam? kini bebulan hanyut entah ke mana kita tak perlu mencarinya sebab rasi bintang perawan tengah lingkupi wadah kita. hanya bayangnya lucuti waktu buat kita bugil dan menggigil. dalam berbiduk kita dayungi ia. lupakan lalu dan arungi benuabenua dalam malammalam panjang yang tiada ujungnya

Gading dini hari, 14 Agustus 2006